Jumat, 12 November 2010

Reproduksi

SISTEM REPRODUKSI


1.1 Pengertian sistem reproduksi
Organ genetalis pada pria dan wanita mempunyai fungsi yang sama, yaitu untuk mempertahankan jenisnya, agar tiak punah di bumi ini. Hanya dalam strukturnya alat atau organ tersebut agak berlainan.

2.1 Sistem Reproduksi Laki-laki
Organ reproduksi pria dirancang untuk menghasilkan, menyimpan dan mengirimkan sperma. Sperma tersimpan dalam cairan yang terlindung dan bergizi yaitu air mani. Alat kelamin pria mempunyai dua fungsi reproduksi yaitu untuk reproduksi sel kelamin dan pelepasan sel-sel ini ke saluran sel kelamin wanita.
Produksi sperma terjadi dalam testis. Setiap testis penuh dengan ribuan saluran tubulus seminiferus (berukuran lebih dari 200m bila direntanngkan). Dinding tubulus-tubulus ini terdiri dari spermatogonia diploid, sebagai pendahulu dari sperma. Proses perubahan sebuah spermatogonium ke dalam sperma meliputi dua pembelahan sel yang beruntun secara meoisis sehingga setiap spermatogonium menghasilkan empat sel sperma.
Seorang laki-laki dewasa menghasilkan lebih dari 100 juta sel sperma setiap hari. Sel-sel ini beranngsur-angsur bergerak melalui vas deferent yang bermuara di tubulus seminiferus dan epididimis.

2.1.1 Anatomi
Organ reproduksi pria terdiri atas organ reproduksi dalam dan organ reproduksi luar.








Gambar 1.anatomi organ reproduksi pria

A. Organ Reproduksi Dalam
Organ reproduksi dalam pria terdiri atas testis, saluran pengeluaran dan kelenjar asesoris.
a. Testis
Testis (gonad jantan) berbentuk oval dan terletak didalam kantung pelir (skrotum). Testis berjumlah sepasang (testes = jamak). Testis terdapat di bagian tubuh sebelah kiri dan kanan. Testis kiri dan kanan dibatasi oleh suatu sekat yang terdiri dari serat jaringan ikat dan otot polos.
Fungsi testis secara umum merupakan alat untuk memproduksi sperma dan hormon kelamin jantan yang disebut testoteron.
Secara normal penurunan testis telah berlangsung sempurna pada waktu lahir atau segera sesudahnya. Lapisan seperfisal dari selaput teritonium pada skrotum disebut tunika vaginalis kominis. Lapisan yang lebih dalam (lapisan viseralis) pada peritonium yang disebut tunik vaginalis propria yang sangat erat menutup tunika albuginea dari testis dan epididimis dan menutupi isi dari korda spermatik. Mesorchium merupakan lapisan lembut pada peritoneum yang berhubungan dengan lapisan parietel dan viseral pada tunika vaginalis.
 Korda spermatik
Korda spermatik juga mencakup duktus deferens yang menghubungkan ekor epididimis dengan utera prostatik (bagian utera yang dikelilingi oleh kelenjar prostat). Sejumlah serabut otot polos tersebar diseluruh korda spermatik membentuk otot kremaster internal yang membantu untuk menahan struktur lain dari korda bersama-sama.
 Kanal inguinal
Kanal inguinal merupakan saluran rongga abdominal eksterior yang terentang dari cincin ingunial bagian dalam ke cincin inguinal superfisial. Cincin inguinalis superfisial (eksternal) hanya merupakan belahan apenevrosis dan otot oblik abdominal eksternal.
 Kriptorkid testis.
Testis yang tak dapat turun disedbut kriptorkid testis dan hewan dengan kondisi seperti itu disebut kriptorkid. Testis turun kedalam sekrotum bersamaan dengan kelahiran atau segerah sesudahnya. Testis turun kedalam kanalis inguinalis tetapi tidak masuk ke dalam sekrotum disebut “high flangker”.


b. Saluran Pengeluaran
Saluran pengeluaran pada organ reproduksi dalam pria terdiri dari epididimis, vas deferens, saluran ejakulasi dan uretra.
• Epididimis
Epididimis merupakan saluran berkelok-kelok di dalam skrotum yang keluar dari testis. Epididimis berjumlah sepasang di sebelah kanan dan kiri. Epididimis berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara sperma sampai sperma menjadi matang dan bergerak menuju vas deferens.
• Vas deferens
Vas deferens atau saluran sperma (duktus deferens) merupakan saluran lurus yang mengarah ke atas dan merupakan lanjutan dari epididimis. Vas deferens tidak menempel pada testis dan ujung salurannya terdapat di dalam kelenjar prostat. Vas deferens berfungsi sebagai saluran tempat jalannya sperma dari epididimis menuju kantung semen atau kantung mani (vesikula seminalis).
• Saluran ejakulasi
Saluran ejakulasi merupakan saluran pendek yang menghubungkan kantung semen dengan uretra. Saluran ini berfungsi untuk mengeluarkan sperma agar masuk ke dalam uretra.
• Uretra
Uretra merupakan saluran akhir reproduksi yang terdapat di dalam penis. Uretra berfungsi sebagai saluran kelamin yang berasal dari kantung semen dan saluran untuk membuang urin dari kantung kemih.
c. Kelenjar Asesoris
Selama sperma melalui saluran pengeluaran, terjadi penambahan berbagai getah kelamin yang dihasilkan oleh kelenjar asesoris. Getah-getah ini berfungsi untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan pergerakakan sperma. Kelenjar asesoris merupakan kelenjar kelamin yang terdiri dari vesikula seminalis, kelenjar prostat dan kelenjar Cowper.
• Vesikula seminalis
Vesikula seminalis atau kantung semen (kantung mani) merupakan kelenjar berlekuk-lekuk yang terletak di belakang kantung kemih. Dinding vesikula seminalis menghasilkan zat makanan yang merupakan sumber makanan bagi sperma. Dan disekresian ke uretra melalui duktus ejakularis
• Kelenjar prostat
Kelenjar prostat melingkari bagian atas uretra dan terletak di bagian bawah kantung kemih. Kelenjar prostat menghasilkan getah jernih dengan pH sedikit asam yang kaya asam folat, asam sitrat, seng dan enzim-enzim proteolitik
• Kelenjar Cowper
Terletak didasar prostat dan pada kedua sisi membra n urera. Kelenjar Cowper (kelenjar bulbouretra) merupakan kelenjar yang salurannya langsung menuju uretra. Kelenjar Cowper menghasilkan getah yang bersifat alkali (basa) yang berfungsi untuk melumasi ueretra dan membungkus permukaannya alalonitas membantu menetralkan sekresi vagina yang asam, yang bila tidak demikian akan merusak kelangsungan hidup sperma.
B. Organ Reproduksi Luar
Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum.
a. Penis
Penis terdiri dari tiga rongga yang berisi jaringan spons. Dua rongga yang terletak di bagian atas berupa jaringan spons korpus kavernosa. Satu rongga lagi berada di bagian bawah yang berupa jaringan spons korpus spongiosum yang membungkus uretra. Uretra pada penis dikelilingi oleh jaringan erektil yang rongga-rongganya banyak mengandung pembuluh darah dan ujung-ujung saraf perasa. Bila ada suatu rangsangan, rongga tersebut akan terisi penuh oleh darah sehingga penis menjadi tegang dan mengembang (ereksi). Penis dapat dibagi menjadi 3 bagian; glans atau alat gerak bebas bagian utama atau badan dan kurva atau akar yang melekat pada ischial arch pada pelfis yang tertutup oleh otot ischiocavernosus. Struktur internal penis merupakan jaringan kavernosus (jaringan rektil) yang terdiri dari sinus darah yang dipisahkan oleh lembaran jaringan pengikat yang disebut septa, yang berasal dari tunika albugenea, kapsula berserabut disekitar penis.

















Gambar 2. Anatomi Penis

Dua kruta (akar) penis bermula pada permukaan kaudal dari ischial arch, satu dari masing-masing sisi simfisis pelvis. Kemudian bersatu membentuk badan penis (korpus penis). Disebelah ventral badan penis adalah ventra yang dikelilingi oleh korpus spongiosum penis (korpus kovernosumtra) merupakan lanjutan jaringan erektil pada bulbus penis (vrethral bulb), yang terletak diantara akar penis pada kebanyakan hewan, korpus spongiosum penis selanjutnya menjadi jaringan erektil pada glans penis.
Preputium adalah lipatan kulit disekitar ujung bebas penis. Permukaan luar merupakan kulit yang agak khas, sementara lapisan dalam menyerupai membran mukosa yang terdiri dari lapisan preputial dan lapisan penil yang menutup permukaan ekskremitas bebas dari penis.
b. Skrotum
Skrotum (kantung pelir) merupakan kantung yang di dalamnya berisi testis. Skrotum berjumlah sepasang, yaitu skrotum kanan dan skrotum kiri. Di antara skrotum kanan dan skrotum kiri dibatasi oleh sekat yang berupa jaringan ikat dan otot polos (otot dartos). Otot dartos berfungsi untuk menggerakan skrotum sehingga dapat mengerut dan mengendur. Di dalam skrotum juga tedapat serat-serat otot yang berasal dari penerusan otot lurik dinding perut yang disebut otot kremaster. Otot ini bertindak sebagai pengatur suhu lingkungan testis agar kondisinya stabil. Proses pembentukan sperma (spermatogenesis) membutuhkan suhu yang stabil, yaitu beberapa derajat lebih rendah daripada suhu tubuh.
Ada tiga lapisan fasia sebelah dalam, yang sukar dipisahkan dengan pembedahan. Lapisan tersebut bersal dari aponevrosis pada tiga otot abdominalais: otot oblik abdominalis eksternal, otot oblik abdominalis internal dan otot abdominis transversus.
Lapisan luar dari peritonium penutup trestis adalah tunika vaginalis komunis (prietalis) dan bercampur dengan fasia bagian dalam dari skrotum.

2.1.2 Otot-otot pada genital jantan.
 Otot kremaster eksternal
Otot kremaster eksternal, dibentuk dari serabut disebelah kaudal otot oblik abdominal internal. Otot tersebut melintas melalaui kanal inguinal degan proses vaginal dan menempel pada lamina parientalis dan tunika vaginalis.
 Otot kremaster internal
Otot kremaser internal terdiri dari serabut otot yang tersebar diantara isi dari korda spermatik.
 Otot ureteral
Otot ureteral adalah otot lanjutan dinding otot polos pelvis dari kandung kencing (bodder). Otot ini mengelilingi bagian pelvis pada uretera, dimana ototo tersebut mengangkut urine atau cairan seminal kearah kaudal dengan gerak peristaltik. Otot ureteral pada sapi jantan dan domba jantan adalah otot seran lintang.
 Otot bulbospongiosus
Lanjutan ototo ureteral kearah eksternal pelvis yang merupakan otot seran melintang (striated) yang disebut otot bulbospongiosus (bulbokavernosus).
 Otot iskhiokavernosus
Otot iskhihokavernosus adalah pasangan otot seran lintang yang menutup bagian superfisial dari akar penis.
 Otot retraktor penis.
Otot retraktor penis adalah pasangan otot polos yagn berasal dari ligamen supensoris pada anus. Setelah ereksi otot retraktor penis menarik penis yang telah lemas kembali kedalam preputium.
2.1.3 Suplai darah dan saraf genetial jantan
Testis mendapatkan suplai darah dari arteri testikular yang merupakan percabangan langsung dari aorta dibelakang arteri renali pada sisi yang sama. Suplai saraf pada testis terutama adalah saraf otonomi, melewati peksus mesenterik kaudal dan renal. Serabut saraf mengiringi arteri testikular (spermatik internal).
Arteri pudendal internal mensuplai penis, kandungan kencing uretera dan kelenjar kelamin sekunder pada sapi, domba, babi, dan anjing jantan. Saraf dorsal pada penis merupakan lanjutan dari saraf pudendal yang berasal darai cabng vetral saraf sakral. Saraf itu kemudian menyilang ischial arch dan bergerak sepanjang dorseum penis dan mengalami ramifikasi dalam glans penis. Pusat refleks untuk ereksi dan ejakulasi terletak dalam bagian lumbal pada korda spinalis.
2.1.4 Fisiologis Sistem Reproduksi Laki-laki
a. Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis, tepatnya pada tubulus seminiferus. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel, yang mana bertujuan untuk membentu sperma fungsional. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus yang kemudian disimpan di epididimis.
Dinding tubulus seminiferus tersusun dari jaringan ikat dan jaringan epitelium germinal (jaringan epitelium benih) yang berfungsi pada saat spermatogenesis. Pintalan-pintalan tubulus seminiferus terdapat di dalam ruang-ruang testis (lobulus testis). Satu testis umumnya mengandung sekitar 250 lobulus testis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel epitel germinal (sel epitel benih) yang disebut spermatogonia (spermatogonium = tunggal). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapisan luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia terus-menerus membelah untuk memperbanyak diri, sebagian dari spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.
Pada tahap pertama spermatogenesis, spermatogonia yang bersifat diploid (2n atau mengandung 23 kromosom berpasangan), berkumpul di tepi membran epitel germinal yang disebut spermatogonia tipe A. Spermatogenia tipe A membelah secara mitosis menjadi spermatogonia tipe B. Kemudian, setelah beberapa kali membelah, sel-sel ini akhirnya menjadi spermatosit primer yang masih bersifat diploid. Setelah melewati beberapa minggu, setiap spermatosit primer membelah secara meiosis membentuk dua buah spermatosit sekunder yang bersifat haploid. Spermatosit sekunder kemudian membelah lagi secara meiosis membentuk empat buah spermatid. Spermatid merupakan calon sperma yang belum memiliki ekor dan bersifat haploid (n atau mengandung 23 kromosom yang tidak berpasangan). Setiap spermatid akan berdiferensiasi menjadi spermatozoa (sperma). Proses perubahan spermatid menjadi sperma disebut spermiasi.
Ketika spermatid dibentuk pertama kali, spermatid memiliki bentuk seperti sel-sel epitel. Namun, setelah spermatid mulai memanjang menjadi sperma, akan terlihat bentuk yang terdiri dari kepala dan ekor.
Kepala sperma terdiri dari sel berinti tebal dengan hanya sedikit sitoplasma. Pada bagian membran permukaan di ujung kepala sperma terdapat selubung tebal yang disebut akrosom. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum.
Pada ekor sperma terdapat badan sperma yang terletak di bagian tengah sperma. Badan sperma banyak mengandung mitokondria yang berfungsi sebagai penghasil energi untuk pergerakan sperma.
Semua tahap spermatogenesis terjadi karena adanya pengaruh sel-sel sertoli yang memiliki fungsi khusus untuk menyediakan makanan dan mengatur proses spermatogenesis.
Gambar 3. spermatogenesis
2.1.5 Hormon pada Pria
Proses spermatogenesis distimulasi oleh sejumlah hormon, yaitu testoteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen dan hormon pertumbuhan.
a. Testoteron
Testoteron disekresi oleh sel-sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus. Hormon ini penting bagi tahap pembelahan sel-sel germinal untuk membentuk sperma, terutama pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
b. LH (Luteinizing Hormone)
LH disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior. LH berfungsi menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi testoteron

c. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
FSH juga disekresi oleh sel-sel kelenjar hipofisis anterior dan berfungsi menstimulasi sel-sel sertoli. Tanpa stimulasi ini, pengubahan spermatid menjadi sperma (spermiasi) tidak akan terjadi.
d. Estrogen
Estrogen dibentuk oleh sel-sel sertoli ketika distimulasi oleh FSH. Sel-sel sertoli juga mensekresi suatu protein pengikat androgen yang mengikat testoteron dan estrogen serta membawa keduanya ke dalam cairan pada tubulus seminiferus. Kedua hormon ini tersedia untuk pematangan sperma.
e. Hormon Pertumbuhan
Hormon pertumbuhan diperlukan untuk mengatur fungsi metabolisme testis. Hormon pertumbuhan secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada spermatogenesis.

gambar 4. Bagan Hormon Pertumbuhan pada spermatogenesis
2.1.6 Gangguan pada Sistem Reproduksi Pria
a. Hipogonadisme
Hipogonadisme adalah penurunan fungsi testis yang disebabkan oleh gangguan interaksi hormon, seperti hormon androgen dan testoteron. Gangguan ini menyebabkan infertilitas, impotensi dan tidak adanya tanda-tanda kepriaan. Penanganan dapat dilakukan dengan terapi hormon.


b. Kriptorkidisme
Kriptorkidisme adalah kegagalan dari satu atau kedua testis untuk turun dari rongga abdomen ke dalam skrotum pada waktu bayi. Hal tersebut dapat ditangani dengan pemberian hormon human chorionic gonadotropin untuk merangsang terstoteron. Jika belum turun juga, dilakukan pembedahan.
c. Uretritis
Uretritis adalah peradangan uretra dengan gejala rasa gatal pada penis dan sering buang air kecil. Organisme yang paling sering menyebabkan uretritis adalah Chlamydia trachomatis, Ureplasma urealyticum atau virus herpes.
d. Prostatitis
Prostatitis adalah peradangan prostat. Penyebabnya dapat berupa bakteri, seperti Escherichia coli maupun bukan bakteri.
e. Epididimitis
Epididimitis adalah infeksi yang sering terjadi pada saluran reproduksi pria. Organisme penyebab epididimitis adalah E. coli dan Chlamydia.
f. Orkitis
Orkitis adalah peradangan pada testis yang disebabkan oleh virus parotitis. Jika terjadi pada pria dewasa dapat menyebabkan infertilitas.
g. Cryptorchidism : buah pelirnya hanya satu atau tidak ada di dalam kantung pelirnya.
h. Hypospadia : lubang keluar sperma/kencing pada laki-laki di sebelah bawah, biasanya ketika buang air kecil alirannya "tidak deras."
i. Pseudohermaphrodite : bentuk alat kelamin ganda laki-laki dan perempuan, tetapi tidak sempurna. Vagina tidak sempurna (tidak memiliki lubang vagina misalnya) atau tidak memiliki vagina.
j. Micro penis: penis kecil / tidak berkembang.

2.2 Sistem Reproduksi Wanita
Fisiologi reproduksi wanita sangat lebih kompleks daripada pria. Ia tidak hanya menghasilkan sel kelaminnya (telur), tetapi dilengkapi untuk menerima sperma dari jantan, memberikan keadaan yang cocok untuk terjadinya fertilisasi dan mampu memberi makanan bayi yang sedang berkembang sebelum maupun sesudah melahirkan.
2.2.1 Anatomi
Terdiri dari alat / organ eksternal dan internal, yang sebagian besar terletak dalam rongga panggul. Organ eksternal (sampai vagina) berfungsi sebagai alat kopulasi. Sedangkan organ internal berfungsi untuk ovulasi, fertilisasi ovum, transportasi bastocyst, implantasi, pertumbuhan fetus, kelahiran. Fungsi system reproduksi wanita dikendalikan /dipengaruhi oleh hormon-hormon gonadotropin/steroid dari poros hormonal thalamus – hypothalamus – hipofisis – adrenal – ovarium. Selain itu terdapat organ/ system ekstraorgonad/ekstragenital yang juga dipengaruhi oleh siklus reprodduksi, yaitu payudara, kulit daerah tertentu, pigmen dan sebagainya.
a. Genitalia Eksternal
• Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina. Organ kelamin luar (vulva) dibatasi oleh labia mayor(sama dengan skortum pada pria).
• Mons Pubis / Mons Verenis
Lapisan lemak di bagian anterior symphisis os pubis. Pada masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
• Labia Mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis kearah bawah dan belakang, banyak mengandung pleksus vena. Homolog embriologik dengan skortum pada pria. Ligamentum rotundum uteri berakhir pada batas atas labia mayora. Dibagian bawah perineum, labia mayora menyatu (pada comisura posterior). Labia mayor terdiri dari kelenjar keringat dan kelenjar sebasea (penghasil minyak),setelah puber, labia mayor akan ditumbuhi rambut.
• Labia Minora
Lipatan jaringan tipis di balik labia mayora, tidak mempunyai folikel rambut. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf. Labia minor terletak tepat di sebelah dalam dari labia mayor dan mengelilingi lubang vagina dan uretra.
• Clitoris
Terdiri dari caput atau glans clitoridis yang terletak di bagian vulva, dan corpus clitoridis yang tertanam di dalam dinding anterior vagina. Homolog embrionik dengan penis pada pria. Terdapat juga reseptor androgen pada clitoris. Banyak pembuluh darah dan ujung serabut saraf, sangat sensitif. Labia minora kiri dan kanan bertemu didepan dan dan membentuk klitoris, yang merupakan penonjolan kecil yang sangat peka (sama dengan penis pada pria). Klitoris dibungkus sebuah lipatan kulit yang disebut preputium (sama dengan kulit tepat pada ujung penis pria). Klitoris sangat sensitif terhadap rangsangan dan bisa mengalami ereksi.
• Vestibulum
Daerah dengan batas antara klitoris, batas bawah fourchet, batas lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Terdapat 6 lubang/orificium, yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae bartholinii kanan-kiri dan duktus skene kanan-kiri. Antar fourchet dan vagina terdapat fossa navicularis.
• Introitus/ Orificium Vagina
Terletak dibagian bawah vestibulum. Pada gadis (virgo) tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara. Lubang pada vagina disebut introitus dan daerah berbentuk separuh bulan dibelakang introitus disebut forcet. Jika ada rangsangan, dari saluran kecil di samping introitus akan keluar cairan (lendir) yang dihasilkan oleh kelenjar bartolin.
• Orifisium uretra
Uretra terletak didepan vagina dan merupakan lubang tempat keluarnya air kemih dari kandung kemih.






Gambar 5. Anatomi vagina
• Hymen
Lubang vagina dikelilingi oleh hymen (selaput dara). Utuh tanpa robekan. hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum dan fimbriae. Akibat coitus atau trauma lain, hymen dapat robek dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan (misalnya berbentuk fimbrae). Bentuk hymen postpartum disebut parous. Corrunculae myrtiformis adalah sisa-sisa selaput dara yang robek tampak pada wanita pernah melahirkan. Hymen yang abnormal, misalnya primer tidak berlubang (hymen imperforata) menutup total lubang vagina, dapat menyebabkan darah menstruasi terkumpul di rongga genitalia interna. Kekuatan hymen pada setiap wanita bervariasi, karena itu pada saat pertama kali melakukan hubungan seksual, hymen bisa robek atau juga bisa tidak.








Gambar 6. Hymen


Gambar 7. Tipe Hymen
Tipe-tipe hymen
o Annular : bentuknya seperti cincin yang mengelilingi lubang vagina
o Septate : selaput dara mempunyai satu atau lebih bukaan yang memanjang di sekitar lubang vagina.
o Cribriform : selaput dara membentang pada lubang vagina,tetapi memiliki banyak lubang.
o Parous Introitus : mengacu pada pembukaan vagina yang di lewati bayi,dan sebagai konsekuensinya tidak ada selaput dara yang tersisa,tetapi suatu garis tidak beraturan menghiasi di sekelilingnya.

• Vagina
Rongga muskulomembranosa berbentuk tabung mulai dari tepi cervix uteri di bagian cranial dorsal sampai ke vulva di bagian caudal ventral. Daerah di sekitar cervix disebut fornix dibagi dalam 4 kuadran : fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina memiliki dinding ventral dan dinding dorsal yang elastis. Dilapisi epitel skuamosa berlapis, berubah mengikuti siklus haid.
Fungsi vagina adalah untuk mengeluarkan ekskresi uterus pada haid,untuk jalan lahir dan untuk kopulasi (persetubuhan). Bagian atas vagina terbentuk dari duktus Mulleri, bawah dari sinus urogenitalis. Batas dalam secara klinis yaitu fornices anterior, posterior dan lateralis di sekitar cervix uteri. Titik Grayenbergh (G.spot) , merupakan titik daerah sensorik di sekitar 1/3 anterior dinding vagina, sangat sensitive terhdap stimulasi orgasmus vaginal.
• Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis (m.elevatoani, m. coccygeus) dan diafragma urogenitalis (m. perinealis tranversus profunda, m. cronstrictor urethra). Perineal body adalah raphe median m. elevatorani, antara anus dan vagina. Perineum meregang pada persalinan, kadang perlu dipotong (episiotomi) untuk memperbesar jalan lahir dan mencegah ruptur. Labia mayor kiri dan kanan bertemu dibagian belakang membentuk perineum, yang merupakan jaringan fibromuskuler diantara vagina dan anus. Kulit yang membungkus perineum dan labia mayor sama dengan kulit pada bagian tubuh lainnya, yaitu tebal dan kering dan bisa membentuk sisik. Sedangkan selaput pada labia minor dan vagina merupakan selaput lendir, lapisan dalamnya memiliki struktur yang sama dengan kulit, tetapi permukaan tetap lembab karena adanya cairan yang berasal dari pembuluh darah pada lapisan yang lebih dalam. Karena kaya akan pembuluh darah, maka labia minor dan vagina tampak berwarna pink

b. Genitalia Internal
• Uterus
Suatu organ muskular berbentuk seperti buah pir, dilapisi peritoneum (serosa).
Selama kehamilan berfungsi sebagai tempat implatansi, retensi dan nutrisi konseptus.Pada saat persalinan dengan adanya kontraksi dinding uterus dan pembukaan serviks uterus, isi konsepsi dikeluarkan.Terdiri dari corpus, fundus, cornu, isthmus dan serviks uteri. Fungsi dari uetrus yaitu tempat pembuahan ovum oleh spermatozoid serta tempat berkembangnya janin
• Corpus Uteri
Terdiri dari: paling luar lapisan serosa atau peritoneum yang melekat pada ligamentum latum uteri di intra abdomen, lapisan muscular atau miometrium berupa otot polos 3 lapis serta lapisan endometrium yang melapisi dinding cavum uteri. Posisi corpus intra abdomen mendatar dengan fleksi ke anterior, fundus uteri berada di atas vesika urinaria.
• Ligamentum Penyangga Uterus
Ligamentum latum uteri, ligamentum rotundus uteri, ligamentum cardinal, ligamentum ovary, ligamentum sacro uteruna propium, ligamentum infundibulo pelvicum, ligamentum vesicouterina, ligamentun rectouterina.








Gambar 8. Ligamentum Penyangga Uterus
• Ligamen ovari
Yaitu tangkai ovari yang terleak pada sisi samping uerus sebelah kanan dan kiri,dibawah tubafallopii
• Vaskularisasi Uterus
Terutama dari arteri uterine cabang arteri hypogastrika/illiaca, serta arteri ovarica cabang aorta abdominalis.
• Salping / Tuba Falopi
Embriologik uterus dan tuba berasal dari ductus Mulleri. Sepasang tuba kiri-kanan, panjang 8-14 cm, berfungsi sebagai jalan transportasi ovum dari ovarium sampai cavum uteri.
Dinding tuba terdiri tiga lapisan : serosa, muskular (longitudinal dan sirkular) serta mukosa dengan epitel bersilia.Terdiri dari pars interstitialis, pars isthmica, pars ampularis, serta pars infundibulum dengan fimbria, dengan karakteristik silia dan ketebalan dinding yang berbeda-beda pada setiap bagiannya.


• Pars Isthmica
Merupakan bagian dengan lumen tersempit, terdapat sfingters uterotuba pengendali transfer gamet.
• Pars Ampularis
Tempat yang sering terjadi fertilisasi adalah daerah ampula/ infundibulum, dan pada hamil ektropik (patologik) sering juga terjadi implantasi di dinding tuba bagian ini.
• Pars Infundibulum
Dilengkapi dengan fimbriae serta ostium tuba abdominalae pada ujungnya, melekat dengan permukaan ovarium. Fibriae berfungsi menangkap ovum yang keluar saat ovulasi dari permukaan ovarium, dan membawanya kedalam tuba.










Gambar 9. Pars Infundibulum, Ampularis, Isthmica
• Mesosalping
Jaringan ikat penyangga tuba (seperti halnya mesenterium pada usus).
• Ovarium








Gambar 10. Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak di dlaam rongga peritoneum, sepasang kiri-kanan. Ovary adalah organ perempuan yang menghasilkan ovum. Ovary dilapisi mesovarium, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medulla. Ovarium tidak menempel pada tuba falopi tetapi menggantung dengan bantuan sebuah ligamen. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pematanga folikel menjadi ovum, ovulasi, sintesis dan sekresi horman-hormon steroid(estrogen oleh teca interna folikel, progesterone oleh korpus luteum pasca ovulasi).









Gambar 11. Genitalia Internal

B. ORGAN SEKSUAL EKSTRAGONADAL
 Payudara
Seluruh susunan kelenjar payudara berada dibawah kulitdidaerah pectoral. Terdiri dari massa payudara yang sebagian besar mengandung jaringan lemak,berlobus-lobus(20-40 lobus), tiap lobus terdiri dari 10-100 alveoli, yang dibawah pengaruh hormon prolaktin memproduksi air usus. Dari lobus-lobus, air susu dialirkan melalui ductus yang bermuara di daerah papilla / puting. Fungsi utama payudara adalah laktasi, dipengaruhi horman prolaktin dan oksitosin pasca persalinan. Kulit daerah payudara sensitive terhadap rangsang,termasuk sebagai sexually responsive organ.
 Kulit
Di berbagai areal tubuh tertentu, kulit memiliki sensifitas yang lebih tinggi dan responsive secara seksual, misalnya didaerah pantat dan daerah lipatan paha dalam. Protein di kulit mengandung pheromone (sejenis metabolit steroid dari keratinosit epidermal kulit) yang berfungsi sebagai ‘parfum’ daya tarik seksual (androstenol dan androstenon dibuat di kulit, kelenjar keringat aksila dan kelenjar liur). Pheromone ditemukan juga di dalam urine, plasma, keringat dan air liur
2.2.2 Hormon
a. Badan Pineal
Suatu kelenjar kecil, panjang sekitar 6-8 mm, merupakan suatu penonjolan dari bagian posterior ventricle III garis tengah. Terletaj ditenagh antara 2 hemisfer otak,didepan cerebellum pada daerah posterodorsal diencephalon. Memiliki hubungan dengan hipotalamus melalui suatu batang penghubung yang pendek berisi serabut0serabut saraf.









Gambar 12. Badan Pineal
b. Hipotalamus
Kaumpulan nucleus pada daerah didasar otak,diatas hipofisis dibawah thalamus. Tiap inti merupakan satu berkas badan saraf yang berlanjut ke hipofisis sebagai hipofisis posterior(neuorohipofisis). Menghasilkan hormone-hormon pelepas: GnRH(Gonado Tripoin Releasing Hormone), TRH(Thyrotropin Releasing Hormone), CRH(Corticotropin Releasing Hormon), GHRH(Growth Hormon Rleasing Hormone), PRF(Prolactin Releasing Factor). Menghasilkan juga hormone-hormon penghambat yaitu PIF(Prolacting Inhibiting Factor).
c. Pituitari / Hipofisis
Terletak didalam selle turcica tulang sphenoid. Menghasilkan hormone-hormon gonadotropin yang bekerja pada kelenjar reproduksi, yaitu perangsang pertumbuhan dan pematangan folikel (FSH – Follice Stimulating Hormone) dan hormone lutein (LH – Luteinizing Hormon). Selain hormone – hormone gonadotropin hipofisis menghasilkan juga hormone – hormone metabolisme, pertumbuhan dan lain – lain.









Gambar 13. Pituitari / Hipofisis

• Ovarium
Berfungsi untuk gametogenesis / oogenesis, dalam pematangan dan pengeluaran sel telur (ovum) selain itu juga berfungsi steroidogenesis, menghasilkan estrogen (dari teka interna folikel) dan progesterone (dari korpus liteum) atas kendali dari hormone – hormone gonadotropin.
• Endometrium
Lapisan dalam dinding corpus uteri, berfungsi sebagai bakal tempat implantasi hasil konsepsi. Selama siklus haid, jaringan endometrium berproliferasi, menebal dan mengadakan sekresi, kemudian jika tidak ada pembuahan maka endometrium rontok kembali dan keluar berupa darah / jaringa haid. Jika ada pembuahan / implantasi, endometrium dipertahankan sebagai tempat konsepsi. Fisiologi endometrium juga dipengaruhi oleh siklus hormone – hormone ovarium.
d. Hormon – Hormon Reproduksi
GnRH (Gonadotrophin Releasing Hormone) diproduksi dihipotalamus, kemudian dilepaskan. Berfungsi menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan melepaskan hormone-hormone gonadotropin (FSH/LH).
e. FSH (Follice Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel basal hipofisis anterior, sebagai respon terhadap GnRH, berfungsi memicu pertumbuhan dan pematangan folikel dan sel-sel granulose di ovarium wanita (pada pria : memicu pematangn sperma ditestis). Pelepasannya periodek / pulsatif, waktu paruh eliminasi pendek sekitar 3 jam, sering tidak ditemukan dalam darah. Sekresinya dihamat oleh enzim inhibin dari sel-sel granulose ovarium melalui mekanisme feedback negative.


f. LH (Luteinizing Hormon) / ICSH (Interstitial Cel Stimulating Hormone)
Diproduksi di sel-sel kromofob hipofisis anterior. Bersama FSH, LH berfungsi memicu perkembangan folikel (sel-sel teka dan sel-sel granulose) dan juga menyetuskan terjadinya ovulasi di pertengahan siklus, LH meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus liteum pascaovulasi dalam menghasilkan progesterone. Pelepasan periodic / pulsatif kadarnya dalam darah bervariasi setiap fase siklus, waktu paruh elimenasinya pendek (sekitar 1 jam). Kerja sangat cepat dan singkat (pada pria LH memicu sintesis testosterone di sel-sel leydig testis).
g. Estrogen
Diproduksi terutama oleh sel – sel teka interna folikel diovarium secara primerdan dalam jumlah lebih sedikit juga diproduksi dikelenjar adrenalin melalui konversi hormone androgen (pada pria, diproduksi juga sebagian di testis). Selama kehamilan diproduksi oleh plasenta. Berfungsi simulasi pertumbuahn dan perkembangan (proliferasi) pad berbagai organ reproduksi wanita. Pada uterus : menyebabkan proliferasi endometrium. Pada serviks : menyebabkan penularan serviks dan pengentalan lendir serviks. Pada vagina : menyebabka proliferasi epitel vagina. Pada payudara : menstimulasi pertumbuhan payudara juga mengatur distribusi lemak tubuh. Pada tulang, estrogen juga menstimulasi osteoblas sehingga memicu pertumbuahan / regeneasi tulang . pada wanita pasca menopause untu mencegah tulang keros atau osteoporosis dapat diberika tetapi hormone esterogen sintetik (pengganti).
h. Progesterone
Progesterone (alami) diproduksi terutama dikorpus liteum di ovarium, sebagian diproduksi dikelenjar adrenal dan pada kehamilan juga diproduksi diplasenta. Progesterone menyebabkan terjadinya proses perubahan sekretoris (fase sekresi). Pada endometrium uterus yang mempersiapkan endometrium uterus berada pada keadaan yang optimal jika terjadi implantasi.
i. HCG (Human Corionic Gonadotrophin)
Mulai diproduksi sejak kehamilan 3-4 minggu ole jaringan tropoblas (palsenta). Kadar makn meningkat samapai dengan kehamilan 10-12 minggu (sampai seitar 100.000 mU/mL) kemudian turun pada trimester kedua (sekitar 1000 mU/mL) kemudian naik kembali pada trisemester ketiga (sekitar 10.000 mU/mL). berfungsi meningkatkan dan mempertahankan fungsi korpus luteum dan produksi hormone-hormone steroid terutama pada masa kehamilan awal. Mungkin juga mempunyai fungsi imunologik. Deteksi HCG pada darah / urine dapat djadikan sebagai tanda kemungkinan adanya kehamilan (tes gallimainini, tes pack).
j. LTH (Lactotropic Hormone / prolactin)
Diproduksi di hipofisis anterior, memiliki aktifitas memicu atau meningkatakan produksi dan sekresi air susus oleh kelenjar payudara. Di ovarium prolactin ikut mempengaruhi pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus luteum. Pada kehamilan prolactin juga diproduksi oleh plasenta (HPL – human Plasenta Lactogen) Fungsi lactogenik / lactotropic prolactin tampak teruatama pada masa lactasi / pasca persalinan. Prolactin juga memiliki efek inhibisi di GnRH di hipotalamus, sehingga jika kadarnya berlebihan (hiperprolactinemia) dapat terjad gangguan pematangan folikel, ganguan ovulasi dan gangguan haid berup aminorhea.











Gambar 14. Hormon – Hormon Reproduksi

2.3 Fisiologis Sistem Reproduksi Wanita
a. Menstruasi
Setiap wanita memiliki indung telur yang menghasilkan sel telur atau ovum sejak dilahirkan tapi dalam keadaan belum matang. Sel-e telur ini dibungkus oleh sel-sel yang disebut sel folikel. Proses pematangan folikel akan dimulai waktu wanita mulai memasuki usia pubertas. Bersamaan dengan terjadinya pematangan di indung telur terjadi pula peningkatan hormone esterogen dalam darah. Selain itu hormo progesterone yang ada pada wanita menyebabkan penealan pada lapisan selaput lender rahim (endometrium). Setelah folikel matang sel telur akan keluar dari indung telur, proses ini disebut ovulasi. Sementara itu kadar hormone progesterone akan menyebabkan selaput lender rahim (endometrium) yang sudah mulai menebal tadi akan bertambah banyak pembuluh darahnya.
Pembuluh darah yang banyak disediakan untui persediaan makanan bagi janin / jika sel telur dibuahi oleh sperma dan menjadi janin tapi hal ini terjadi jika sel telur yang berjalan dalam tuba fallopi menuju ovarium bertemu dengan sperma maka terjadi pembuahan. Jika tidak persiapan yang ada pada dinding rahim tadi tidak diperlukan tadi. Karena itu lapisan endometrium ini bersama sel telur yang tidak dibuahi tadi akan meluruh, keluar dari rahim melalui vagina. Inilah yang disebut dengan haid / menstruasi atau dating bulan. Pada umumnya darah haid bersifat cair berbentuk seperti agar-agar, berwarna merah gelap dan biasanya selama 2 hari samapai 6 hari bagi setiap putaran haid. Darah yang mengalir ini merupakan guguran lapisan sel-sel pada dinding uterus akibat pecahnya selaput lender rahim karena ovum tidak dibuahi oleh sperma.
Dengan berakhirnya haid beberapa hari benih telur mulai menjalani proses pematangan menjadi sel telur (ovum) dalam proses ini benih-benih telur yang semula tampak sebagai bintik-bintik kecil berubah bentuk menjadi gelembung-gelembung telur yang semakin lama menjadi semakin besar. Pada suatu ketika salah satu dari gelembung tersebut menjadi demikian besarnya sehingga menonjol dipermukaan indung telur. Setelah itu gelembung telur tersebut pecah dan melepaskan sel telur yang sudah matang. Peristiwa ini disebut ovulasi.
Setelah ovulasi sisa dari gelembung telur yang pecah tadi berubah menjadi suatu badan kuning (corpus luteum). Bila tidak terjadi kehamilan maka menjelang haid berikutnya badan kuning tersebut menjadi kisut dan menghilang dari indung telur. Waktu yang dibutuhkan untuk pematangan ovum dapat berubah – ubah pada seorang wanita dan berbeda – beda pada setiap wanita yang satu dengan yang lainnya. Sebaliknya, umur dari corpus luteum kurang lebih tetap dan sama lamanya untuk setiap wanita, yakni berkisar antara 12-16 hari lamanya atau rata-rata 14 hari lamanya.
Pada umumnya ovulasi dalam daur haidnya. Adakalanya wanita tertentu mengalami lebih dari satu kali ovulasi dalam daur haidnya. Namun demikian, ovulasi susulan hanya mungkin terjadi dalam 24 jam sesudah ovulasi yang pertama. Setelah ovulasi, sel telur ditampung oleh ovarium dan digerakkan menuju uterus. Ovum berukuran sangat kecil, kira-kira sebesar ujung jarum dan bila tidak dibuahi hanya hidup tidak lebih dari 24 jam lamanya.

















Gambar 15. Proses Menstrulasi

b. KEHAMILAN
Pada saat ovulasi, konsistensi l lender berubah sehingga sperma bias menembusnya dan terjadilah pembuahan (fertilisasi). Selain itu, pada saat ovulasi kelenjar penghasil lender di servisks juga mampu menyimpan sperma yang hidup selama 2-3 hari. Sperma ini kemudian dapat bergerak ke atas melalui korpus dan masuk ke tua falopi untuk membuahi sel telur. Karena itu, hubungan seksual yang dilakukan dalam waktu 1-2 hari sebelum ovulasi bias menyebabkan kehamilan. Sel telur bergerak di sepanjang tuba falopi dengan bantuan silia (rambut getar) dan otot pada dinding tuba, jika di dalam tuba sel telur bertemu dengan sperma dan dibuahi, maka sel telur yang telah dibuahi ini mulai membelah. Selama 4 hari, embrio yang kecil terus membelah sambil bergerak secara perlahan menuruni tuba dan masuk ke dalam rahim. Embrio lalu menempel ke dinding rahim dan proses ini disebut implantasi. Setiap janin wanita pada usia kehamilan 20 minggu memiliki 6-7 juta oosit (sel telur yang sedang tumbuh) dan ketika lahir akan memiliki 2 juta oosit.
Pada masa puber, tersisa sebanyak 300.000 – 400.000 oosit yang mengalami pematangan menjadi sel telur. Tetapi hanya sekitar 400 sel telur yang dilepaskan selama masa reprodukif wanita, biasanya setiap siklus menstruasi dilepaskan 1 telur. Ribuan oosit yang tidak mengalamai proses pematangan secara bertahap akan hancur dan akhirnya seluruh sel telur akan hilang pada masa menopause. Sebelum dilepaskan, sel telur tertidur di dalam folikelnya. Sel telur yang tidak dapat melakukan proses perbakan seluler seperti biasanya, sehingga peluang terjadinya kerusakan pada sel telur semakin meningkat sejalan dengan bertambahnya usia wanita. Karena itu kelainan kromosom maupun kelainan genetic lebih mungkin terjadi pada wanita yang hamil pada usianya yang telah lanjut.
c. MENOPAUSE
Berhenti haid adalah satu keadaan dimana badan wanita itu berhenti mengeluarkan ovum dan paras hormone sex seperti esterogen dan progesterone juga berkurang. Putus haid boleh bermula diantara umur 45-55 tahun. Akibat perubahan hormon dalam badan, seseorang wanita boleh mengalami symptom-simptom yang menyebabkan masalah fisiologi dan psychology.
Antara symptom-simptom menopause adalah seperti :
1. Fikiran tidak menentu
2. Resah dan gelisah
3. Risau, takut-takut, sedih sayu, pilu
4. Badan terasa kepanasan
5. Pening kepala, mual, lemas
6. Hilang nafsu seks
7. Badan berpeluh
8. Sakit-sakit badan dan sendi
9. Pengecutan tulang, osteoporosis
2.4 PENYAKIT DAN KELAINAN SISTEM REPRODUKSI WANITA
Kelainan pada system reproduksi wanita bias terjadi ajibat infeksi, penyakit, atau kelainan bawaan. Sebagian besar, kelainan pada system reproduksi disebabkan oleh penyakit dan infeksi. Penyakit yang tergolong PMS (Penyakit menular seksual) adalah penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual dengan penderita. Berikut ini adalah beberapa penyakit menular seksual yang terjadi di masyarakat :
1. KLAMIDIA
Penyebab : infeksi ini disebabkan oleh bakteri Chlamydia Trachomatis, yang terutama menyerang leher rahim.
Gejalanya antara lain :
 Menimbulkan keluhan keputihan yang disertai nyeri pada saat kencing dan pendarahan setelah melakukan hubungan seksual. Gejalanya mirip GO tapi lebih ringan.
 Penularan tidak disadari, karena kebanyakan perempuan yang terinfeksi tidak merasakan gejalanya.
 Pada infeksi kronik dapat menyebar ke saluran telur yang mengakibatkan hamil di luar kandungan serta kemandulan
 Dapat menyebabkan kebutaan atau radang paru pada bayi yang baru dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi bakteri ini.
Masa inkunasi Klamidia adalah 7-12 hari. Laporan kesehatan menunjukkan bahwa remaja di seluruh dunia adalah propinsi terbesar dari seluruhnya dalam infeksi klamidia-setidaknya sepertiga. Di Haiti dan Nigeria, kelompok usia ini dilaporkan memiliki tingkat klamidia tertinggi.
2. KANKER LEHER RAHIM
Kanker leher rahim adalah tumor ganas yang tumbuh di daerah leher rahim (serviks), yaitu suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kea rah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dan liang senggama (vagina). Kanker leher rahim terjadi jika sel-sel yang ada di daerah tersebut membelah secara tak terkendali dan menjadi abnormal. Jika sel-sel tersebut terus membelah, maka akan terbentuk suatu massa jaringan yang disebut tumor. Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Jika tumor tersebut menjadi ganas, maka keadaannya disebut sebagai kanker leher rahim.
Penyebab dari terjadinya kelainan pada sel-sel leher tersebut tidak diketahui secara pasti, tetapi terdapat beberapa factor yang dapat berpengaruh terhadap terjadinya kanker serviks tesebut :
1. HPV (Human Papilloma Virus)
HPV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan terjadinya kutil pada daerah genetikal (kondiloma akuminata), yang ditularkan melalui hubungan seksual. HPV sering diduga sebagai penyebab terjadinya perubahan yang abnormal dari sel-sel leher rahim.
2. Merokok
Tembakau dapat menurunkan sisetem kekebalan tubuh dan mempengaruhi kemampuan tubuh untuk melawan infeksi HPV pada seviks.
3. Hubungan seksual dilakukan pertama pada usia dini
4. Gonti-ganti pasangan seksual
5. Gangguan sistem kekebalan tubuh
6. Pemakaian pil KB
7. Infeksi herpes genetalis atau infeksi klamidia menahun.
Pada awalnya perjalanan dari kanker leher rahim dapat berupa pembakal kanker atau lesi prakanker. Perubahan prakanker ini biasanya tidak menimbulakn gejala dan tidak terdeteksi kecuali jika wanita tersebut menjalani pemerikasaan panggul atau pap smear. Gejala biasanya baru muncul ketika sel service yang abnormal berunbah menjadi keganasan dan menyusut kejaringan sekitarnya. Pada saat ini dapat timbul gejala seperti gangguan menstruwasi, peradangan vagian serta keputihan. Jika kanker berkembang makin lanjut maka dapat timbul gejala-gejala seperti:
1. Berkurangnya nafsu makan, penurunan berat badan, kelelahan
2. Nyeri panggul, punggung dan tungkai
3. Keluar air kemih dan tinja dari vagina
4. Patah tulang.

Cara mencegah kanker leher rahim:
 Menghindari berhubungan seksual pada usia muda
Penelitian menunjukkan bahwa semakin muda wanita melakukan hubungan seksual semakin besar mendapat kanker serviks. Kawin pada usia 20 tahun dianggap masih terlalu muda
 Membatasi jumlah anak (2 anak saja cukup)
Kanker serviks terbanyak dijumpai pada wanita yang sering partus. Semakin sering partus semakin besar kemungkinan resiko mendapat karsinoma serviks.
 Cukup satu pasangan saja
Wanita yang sering melakukan hubungan seksual dan berganti-ganti pasangan mempunyai faktor resiko yang besar terhadap kankers serviks ini.
 Hindari terinfeksi virus herpes
Infeksi virus herpes simpleks (HSV-2) dan virus papiloma atau virus kondiloma akuminata diduga sebagai factor penyebab kanker serviks.
 Menjaga Hygiene dan sirkumsisi
Diduga adanya pengaruh mudah terjadinya kankers serviks pada wanita yang pasangannya belum disirkumsisi. Hal ini karena pada pria non sirkum hygiene penis tidak terawat sehingga banyak kumpulan-kumpulan smegma.
 Tidak Merokok dan Rajin Periksa Jika Menggunakan AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim)
Merokok akan merangsang terbentuknya sel kanker, sedangkan pemakaian AKDR akan berpengaruh terhadap serviks yaitu bermula dari adanya erosi diserviks yang kemudian menjadi infeksi yang berupa radang yang terus menerus, hal ini dapat sebagai pencetus terbentuknya kanker serviks.











Gambar 16. Kanker Leher Rahim
3. GONORE (GO)
Penyebab: kuman Neisseria Gonorhoeae
Gejala pada perempuan antara lain:
• Sering tanpa gejala apapun atau gejalanya sulit dilihat
• Nyeri didaerah perut bagian bawah, kadang-kadang disertai keputihan dengan bau yang tidak sedap
• Alat kelamin terasa sakit atau gatal
• Rasa sakit atau panas pada waktu kencing dan pandarahan setelah melakukan hubungan seksual
• Peningkatan keluaran lendir berwarna kekuningan atau hijau dari alat kelamin
• Peningkatan cecair yang keluar dari alat kelamin
• Pendarahan selama haid
• Sakit pada saat kencing
• Sakit atau mulas pada bagian bawah perut
• Sakit apabila bersetubuh
• Demam
Tanda-tanda ini biasanya kelihatan pada hari ke 2-30 selepas jangkitan dikalangan 20% kes bagi wanita. Bagaimanapun , dalam 80% kes tiada sebarang tanda jangkitan Gonorrheae kelihatan dikalangan wanita. Masa inkubasi GO 1-14 hari dengan rata-rata 2-5 hari.
Akibat bila GO terlambat diobati:
1. Menimbulkan rasa yang nyeri pada perut bagian bawah, yang berarti infeksi sudah sampai pada saluran telur, yang dapat menimbulkan kehamilan di luar kandungan serta kemandulan.
2. Bila saat melahirkan sang ibu mengidap GO, maka akan menular pada bayi yang dilahirkan dan akan menimbulkan infeksi pada mata bayi yang mengakibatkan kebutaan.
Berdasarkan laporan kesehatan tingkat Gonore biasanya pada remaja misalnya di Asia Selatan dan Afrika Sub Sahara, remaja biasanya mencapai 1/3 dari kasus Gonore.







Gambar 17. Neisseria gonorrhoeae
4. HERPES
Lebih dikenal dengan Herper Genitalis. Penyebab Virus Herpes Simplek (HSV). Ditularkan melalui hubungan seks baik vaginal, anal atau oral yang menimbulkan luka atau lecet pada kelamin dan mengenai langsung pada bagian luka/ bintil/ kutil. Masa inkubasi 1-26 hari rata-rata 6-7 hari, gejalanya antara lain:
1. Sering tanpa gejala, tergantung dari daya tahan tubuh, kalaupun ada pada awalnya ada rasa seperti terbakar atau gatal pada kelamin, diikuti timbulnya bintil-bintil berisi air diatas kulit dengan warna dasar kemerahan. Dalam beberapa hari bintil akan pecah, menimulkan luka lecet yang terbuka dan nyeri.
2. Pada perempuan biasanya timbul disekitar kelamin, dinding liang kamaluan dan kadang-kadang di sekitar anus.
3. Gejala ini akan hilang bila diobati namun pada waktu tertentu akan kembali kambuh.
4. Gejala pada serangan pertama umumnya lebih berat dari pada gejala kambuh.
5. Sebelum timbul lecet biasanya diawali dengan keluhan: pegal-pegal pada otot yang disertai demam, pembengkakan kelenjar lipatan paha, nyeri kadang gatal serta kemerahan pada tempat yang terkena.
Faktor pencetus kambuhnya penyakit ini adalah:
1. Stres
2. Kelelahan fisik berlebihan
3. Kurang tidur
4. Infeksi lain
5. Menstruasi(menjelang/sesudah)
6. Minum alkohol berlebihan
7. Gesekan kulit misalnya waktu hubungan seksual, masturbasi,pemakaian baju/celana ketat.

Herpes simplek, dari laporan kesehatan, dikatakan bahwa walaupun lebih sedikit terjadi pada remaja namun infeksi virus ini juga mempengaruhi remaja, sering menyebabkan koreng kemaluan.
Herpes sering disertai gejala flu seperti sakit kepala dan demam. Penyakit ini menular melalui hubungan seksual, dari ibu pada anaknya. Gejala timbul antara 3-10 hari setelah berhubungan intim denagn penderita penyakit ini. Dalam 5-10 hari gejala akan hilang. virus menetap dalanm tubuh dan dapat timbul lagi suatu saat, dan kadang-kadang sering.





Gambar 18. Herpes simplex Virus










Gambar 19. Herpes
5. KUTIL/ANOGENITAL/HUMAN PAPILLOMA VIRUS(HPV)
Kutil-kutil ini ditemukan di daerah kemaluan dan atau daerah di sekitar dubur terjadi di seluruh dunia. Seperti infeksi menular seksual lainnya, infeksi ini bisa dihubungkan dengan meningkatnya resiko infeksi HIV. Penyakit ini disebabkan oleh virus papilloma pada manusia.










Gambar 20. Human Papiloma Virus
6. AIDS(ACQUIRED IMMUNE DEFICIENCI SYNDROME)/HIV
HIV adalah kependekan dari Human Immunodeficiency Virus. Virus ini merusak system kekebalan tubuh manusia. HIV dengan perantaraan darah, sperma atau cairan vagina, masuk kedalam aliran pembuluh darah. Kemudian HIV merusak sistem kekebalan tubuh manusia. Setelah beberapa tahun jumlah HIV semakin banyak sehingga system kekebalan tubuh tidak lagi mampu melawan bibit penyakit yang masuk. Penyakit ini akibat hubungan initim yang paling serius, menyebabkan tidak bekerjanya system kekebalan tubuh. Tidak ada gejala yang nyata tanpa penelitian darah. AIDS dapat menyebabkan kematian setelah 10 tahun terserang penyakit ini. Disebarkan melalui hubungan intim dan pemakaian jarum suntik.
Orang yang telah terinfeksi HIV tidak bisa dicirikan. Secara penampilan fisik individu yang terinfeksi HIV sama saja dengan orang yang tidak terinfeksi HIV. Individu yang masih berada pada fase HIV masih produktif.









Gambar 21. HIV









Gambar 22. Penderita AIDS
7. SIPILIS / RAJA SINGA
Penyebab adalah Triponema Pallidum
Gejala : timbul benjolan disekitar kelamin. Kadang-kadang disertai pusing-pusing seperti flu tulang, yang akan menghilanh dengan sendirinya tanpa diobati. Ada bercak kemerahan pada tubuh sekitar 6-12 hari setelah berhubungan seks.selama 2-3 tahun pertama penyakit ini tidak menunjukkan gejala apa-apa. Setelah 5-10 tahun penyakit ini akan menyerang susunan saraf otak pusat, pembuluh darah, dan jantung. Pada wanita hamil, penyakit ini dapat menular pada bayi yang dikandungnya yang mengakibatkan kerusakan kulit, hati,limpa, dan keterbelakangan mental. Bila tidak diobati gejala sipilis akan muncul dalam 4 tahun.

Tahap I(Sipilis Primer)
• Terjadi 9-10 hari setelah terinfeksi
• Timbul luka yang tidak nyeri dipenis, bibir kemaluan atau leher rahim

Tahap II(sipilis sekunder)
• Terjadi beberapa bulan setelah tahap pertama
• Gejala berupa kelainan kulit, bercak kemerahan tidak gatal, terutama pada telapak tangan dan kaki.
• Ada pembesaran kelenjar getah bening di seluruh tubuh
• Bisa juga berupa kutil disekitar alat kelamin dan anus


Tahap III(sipilis laten)
• Tidak ada keluhan ataupun gejala, namun infeksi berlanjut menyerang alat-alat atau bagian tubuh lainnya.
• Kondisi ini hanya dapat dilihat melalui pemeriksaan darah khusus sipilis.

Tahap IV(sipilis tersier)
• Timbul 5-30 tahun setelah tahap II.
• Terdapat kerusakan pada alat tubuh penting yang menetap pada otak, pembuluh darah dan jantung, sserabut saraf dan sumsum tulang belakang.
Pada bayi dan anak-anak akan menimbulkan:
• Kelainan bentuk wajah
• Kelainan tulang
• Kelainan bentuk gigi yang khas
• Kebutaan, ketulian
• Kelainan kulit
• Bayi yang dilahirkan meninggal









Gambar 23.Treponema pallidum Gambar 24. Sipilis / Raja Singa

8. KANDIDIASIS VAGINA
Penyebab : jamur Candida albicans
Dalam keadaan normal biasanya jamur ini terdapat pad kulit lubang kemaluan perenpuan. Pada keadaan tertentu (penyakit kencing manis, kehamilan pengobatan steroid, antibiotic) jamur ini dapat meluas dan menimbulkan keputihan. Penyakit ini sebenarnya tidak tergolong PMS, tetapi pasangan seksual perenpuan yang terinfeksi jamur ini dapat mengeluh gatal dengan gejala bintik-bintik kemerahan pad kulit kelemin. Gejalanya adalah keputihan yang tidak berbau atau berbau asam, berwarna seperti keju atau susu basi disertai gatal, panas,dan kemerahan dikelamin dan sekitarnya. Penularan melalui hubungan sek vaginal atau oral.





Gambar 25.Candida albican

9. TRIKOMONIASIS
Penyebab : parasit Trichomonoas Vaginalis
Gejalanya antara lain:
• Keputihan yang banyak kadang-kadang berbusa dan berwarna kehijauan dengan bau busuk.
• Gatal pada kemaluan
• Nyeri pada saat hubungan seksual atau pada saat buang air kecil.

Masa inkubasi 3-28 hari. Infeksi Trichomoniasis adalh penyakit PMS yang dapat disembuhkan dan yang paling biasa di dunia.








Gambar 26. Trikomoniasis




KESIMPULAN
Sistem reproduksi pada pria dan wania memiliki fungsi yang sama yaitu untuk mempertahankan jenisnya, agar tiak punah di bumi ini. Hanya dalam strukturnya alat atau organ tersebut agak berlainan.

Sistem Reproduksi Laki-laki
• Organ reproduksi dalam pria terdiri atas Testis,Saluran Pengeluaran dan Kelenjar Asesoris
• Organ reproduksi luar pria terdiri dari penis dan skrotum,Penis dan Skrotum
• Spermatogenesis terjadi di dalam di dalam testis,tepatnya pada tubulus seminiferus.
• Spermatogenesis melipui proses pematangan sel epitel germinal melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel,yang bertujuan untuk membentu sperma fungsional


Sistem Reproduksi Wanita
• Organ reproduksi luar wanita terdiri atas : Vulva, Mons Pubis/Mons Verenis, Labia Mayora, Labia Minora, Clitoris, Hymen, Introitus / Orificium Vagina dan Vestibulum, Vagina dan Perineum
• Organ reproduksi dalam wanita terdiri atas : Uterus, Corpus Uteri, Ligamentum, Penyangga Uterus, Vaskularisasi Uterus, Ovarium, Pars Isthmica, Pars Ampularis, Pars Infundibulum, Mesosalping dan Salping / Tuba Falopi
• Ovulasi adalah proses pematangan sel telur (ovum). Dalam proses ini benih-benih telur yang semula tampak sebagai bintik-bintik kecil berubah bentuk menjadi gelembung-gelembung telur yang semakin lama menjadi semakin besar dan menonjol dipermukaan indung telur. Setelah itu gelembung telur tersebut pecah dan melepaskan sel telur yang sudah matang.
• Menstruasi adalah proses luruhnya lapisan endometrium bersama sel telur yang tidak dibuahi oleh sperma.
• Menopause / berhenti haid adalah satu keadaan dimana badan wanita itu berhenti mengeluarkan ovum dan paras hormone sex seperti esterogen dan progesterone juga berkurang.

DAFTAR PUSTAKA

Waluyo,Joko.2006.Biologi Dasar.Jember : Universitas Jember Press
Waluyo,Joko dan wahyuni dwi.1987.Anatomi Manusia.Jember : Universitas Jember Press
Rahmawati,iis.S.Kp.2008.Diktat Kuliah (fisiologi sistem reproduksi pria dan wanita).Jember : Universitas Jember Press
http://www.geocities.com/girlreproductive/reprosystemIndo.htm
http://gurungeblog.wordpress.com/2008/12/23/siklus-menstuasikehamilan-dan-persalinan/
http://www.conceptfertility.com.my/content.php?lang=bm&cat=189&subcat=182&item=198
http://biologi-suwoto-banjarnegara.blogspot.com/2008/11/reproduksi-manusia.html
http://www.crayonpedia.org/mw/Sistem_Reproduksi_Dan_Penyakit_Yang_Berhubungan_Dengan_Sistem_Reproduksi_Pada_Manusia_9.1